Kamis, 09 Juni 2016

Resensi Fillm Sapu Tangan Fangyin





Produser  : Denny JA & Hanung Bramantyo
Sutradara  : Karin Bintaro
Pemain  :Leony Vitria, Reza Nangin, Elkie Kwee, Selly Hasan
Durasi  : 47:38 Menit


Sinopsis

Sapu Tangan Fang Yin berkisah tentang kehidupan seorang gadis keturunan Cina ‘mata sipit’ yang hidup pada era 1998. Fang Yin (Leony Vitria) dikisahkan sebagai gadis yang memiliki kepekaan sosial tinggi. Hal itu ditunjukan dengan kegemarannya berbagi dengan anak-anak jalanan di ibu kota. Ia dan kekasihnya, Albert (Reza Nangin), memiliki mimpi untuk mendirikan sebuah yayasan yatim piatu agar dapat menampung anak-anak jalanan. Sayangnya, mimpi itu gagal terwujud karena terjadinya peristiwa Mei 1998. Ketika itu negeri berjalan tanpa pemerintahan. Unjuk rasa berubah menjadi unjuk kekerasan. Kaum minoritas, terutama Tionghoa, dibunuh. Mereka mengalami kekerasan seksual akibat diperkosa, termasuk Fang Yin.
            Ayah Fang Yin (Elkie Kwee) terus mencari keadilan untuk membela hak putrinya. Tetapi aparat kepolisian maupun badan penegak hukum lainnya tak dapat berbuat apa-apa. Fang Yin sekeluarga akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Amerika. Mereka berharap mendapat perlindungan hukum dan kehidupan yang lebih baik disana, dimana diskriminasi etnis tidak lagi berlaku.

Fang Yin melewati minggu-minggu pertama di Amerika dengan hambar. Ia masih mengalami trauma berkepanjangan atas peristiwa pemerkosaan itu. Kesedihannya kian membuncah ketika mengingat kekasihnya, Albert. Untuk menyembuhkan jiwanya, ayah Fang Yin mendatangkan seorang psikolog bernama Raisa (Selly Hasan). Raisa menjadi kawan baik Fang Yin selama di Amerika. Atas usul Raisa juga lah, Fang Yin akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di OTIS College of Art and Design.
            Kehidupan baru Fang Yin telah dimulai. Tetapi kesakitan masa silamnya lagi-lagi belum juga hilang. Kebencian Fang Yin merambah tidak hanya pada peristiwa pemerkosaan itu, namun juga pada negeri dimana ia kehilangan kehormatannya: Indonesia. Begitu bencinya ia pada Indonesia, sampai-sampai ia tidak mau lagi menginjakan kaki disana. Sekalipun kedua orang tuanya telah memutuskan untuk kembali ke Indonesia, Fang Yin lebih memilih untuk tinggal di Amerika. Ia membenci Indonesia berikut orang-orang disana.
Setelah belasan tahun berlalu, Fang Yin akhirnya memberanikan diri untuk melihat Indonesia melalui layar internet. Ia melihat Indonesia baru dengan kacamata yang berbeda. Diskriminasi etnis Tionghoa tidak lagi terjadi disana. Beberapa kursi kementrian diduduki oleh orang-orang Tionghoa, barongsae bebas melenggak-lenggok dimana-mana, koran berbahasa China diterbitkan, imlek dijadikan hari besar nasional, dan sebagainya. Kenangan masa lalu nya di Indonesia bercampur aduk dengan nasihat-nasihat bijak kakek Fang Yin semasa ia masih kecil dulu. Ia terkenang kampung halaman. Ia rindu Indonesia. Indonesia masuk kembali ke dalam kalbunya. Ia bakar sapu tangan tempat ia menyimpan air matanya, pertanda bahwa kebenciannya pada Indonesia sudah mulai reda. Fang Yin pun pulang ke Indonesia.





Pendapat :

Film Sapu Tangan Fang Yin bagus untuk ditonton karena banyak mengandung makna dan pesan moral yang berguna untuk pembangunan bangsa dan negara. Film ini mengajarkan kita untuk tidak mendiskriminasi satu sama lain. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam ras, budaya, dan etnis yang berbeda. Tidak seharusnya kita menjadikan perbedaan ini sebagai pemecah persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.

Rasa kemanusiaan yang tinggi harus ditanamkan kepada anak bangsa sejak dini. Keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang harus diperbaiki. Dan seharusnya lebih baik mengurangi diskriminasi daripada memperbaiki diskriminasi yang sudah terjadi, luka masa lalu akan terus terngiang di dalam ingatan mereka.


Saran :

Film ini memiliki edukasi yang tinggi terhadap masyarakat. Film ini mengajarkan kepada kita sebagai warga Negara harus saling menghormati apapun Ras, budaya, etnik dan suku. Dan kita harus memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap sesama. Film ini juga memberikan kritik kepada Negara untuk menyetarakan hak dan kewajiban dari warga Negara nya yaitu adalah kesamaan kedudukan dan perlindungan.

0 komentar:

Posting Komentar